LPM Gelar Sosialisasi dan Pendalaman Instrumen Akreditasi LAMDIK

LPM STAINU Purworejo – Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) STAINU Purworejo mengadakan kegiatan sosialisasi dan pendalaman Lembaga Akreditasi Mandiri Kependidikan (LAMDIK) yang bertempat di ruang rapat lantai 1, pada Jum’at (15/07/22).

Kegiatan sosialisasi dan pendalaman LAMDIK ini mengundang para pimpinan dan seluruh prodi di STAINU Purworejo. Hadir langsung pada acara ini Ketua, Wakil Ketua 1, 2 dan 3, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M), Kaprodi PAI, PGMI dan PIAUD.

Ketua STAINU Purworejo, Mahmud Nasir, S.Fil.I., M.Hum. mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan oleh LPM ini. “Terimakasih kepada LPM STAINU Purworejo telah mengagendakan sosialisasi dan pendalaman LAMDIK. Kami mengapresiasi LPM yang menyelenggarakan ini dengan mengundang jajaran pimpinan (UPPS) dan PS”, terangnya.

“Sebagaimana dalam Undang-Undang Nomor 12 tahun 2012 dijelaskan bahwa Perguruan Tinggi harus melakukan penjaminan mutu yang baik, yakni harus diselenggarakan secara berencana dan berkelanjutan. Sehingga melalui kegiatan LPM ini kita bisa bersama-sama melaksanakan penjaminan mutu melalui instrument akreditasi LAMDIK, agar kita tidak wayangan semalaman saat mau akreditasi. Nah di sini lah kita harus merencanakan sejak dini,” jelasnya.

Beberapa kali kegiatan yang sosialisasi LAMDIK yang diikuti oleh Ketua juga mengarah pada persiapan PTKIS agar lebih mempersiapkan seluruh program akademiknya sesuai instrumen LAMDIK. “Kami mengikuti beberapa kegiatan PTKIS Jawa Tengah seperti di Semarang, Bali dan sebagainya, yang pada intinya merespon terkait pro-kontra adanya LAM, khususnya LAMDIK terutama terkait biaya,” tandasnya.

Sementara itu Ketua LPM, Dhiya Ayu Tsamrotul Ihtiari, M.Pd. yang juga sebagai pemateri dalam kegiatan ini menyampaikan, bahwa kegiatan sosialisasi ini sangat penting untuk diselenggarakan. “Sosialisasi dan pendalaman LAMDIK ini sangat penting dilakukan bagi STAINU Purworejo sebagai PT yang pengelolaannya ingin lebih baik, lebih tumbuh dan maju dari pada sebelumnya. Sebagaimana dalam Permendikbud Nomor 20 tahun 2020 disampaikan bahwa akreditasi bagi institusi tetap dilaksanakan oleh BAN-PT, sementara akreditasi program studi dilakukan oleh LAM,” terangnya.

Proses sosialisasi dan pendalaman LAMDIK

Di sisi lain, pemateri lainnya, Abdul Aziz, S.Ag., M.Pd., sebagai Sekretaris LPM, menyampaikan bahwa kebijakan LAMDIK ini sebenarnya sudah ada gagasan sejak 2013, namun diproses tahun 2018, diresmikan tahun 2019 dan dilaunching pada 2022 ini. Jadi tahun 2022 ini masih masa transisi dan sosialisasi LAMDIK. Sementara pemberlakukan secara riil pelaksanaan akreditasi LAMDIK dilakukan pada 1 Januari 2023 nanti, walaupun sekarang kita sudah bisa melakukan Registrasi Online (RO) sesuai ketentuan pembiayaan yang diberlakukan,” ujarnya.

Harapan utama dari kegiatan ini selain untuk mengetahui bersama tentang kebijakan terbaru terkait LAMDIK dan instrumennya sekaligus terutama untuk menyamakan persepsi terhadap instrument akreditasi dan kebutuhannya bagi Prodi dan institusi. Dengan demikian, prodi dan institusi dapat melakukan pengembangan mutu dan tata kelola PT serta mengetahui seluruh pemetaan kebijakan PT berdasarkan instrument LAMDIK. Hasilnya kemudian diimplementasikan oleh STAINU Purworejo dalam rangka menuju perbaikan dan peningkatan mutu institusi menuju PTNU unggul baik dalam skala regional, nasional dan internasional. (Humas dan Publikasi)

*Untuk melihat dokumentasi kegiatan tersebut klik di sini.

BPP STAINU Dilantik, PBNU Berharap STAINU Menjadi Universitas NU Bermutu

Prosesi Pelantikan BPP STAINU Purworejo

Tahun 2021 ini merupakan tahun bersejarah bagi STAINU Purworejo. Karena pada tahun ini kampus STANU Purworejo telah resmi diserahkan dari YASPINU kepada PBNU. Artinya seluruh aset, sarana dan prasarana dari STAINU Purworejo telah resmi legal formal milik Badan Hukum Perkumpulan Nahdlatul Ulama di naungan PBNU. Sehingga secara struktural maupun kultural, STAINU Purworejo ini sah miliki Ormas warga NU. Peresmian ini semakin kokoh sejak dilantiknya Badan Pelaksana Penyelenggara (BPP) STAINU Purworejo kemarin pada Sabtu, 21 Agustus 2021 secara langsung oleh PBNU di Auditorium STAINU Purworejo.

Hadir dalam acara tersebut, Ketua PBNU bidang Pendidikan Prof. Dr. H. Hanief Saha Ghafur, M.A., Bupati Purworejo R. H. Agus Bastian, S.E., M.M, Kepala Kantor Kementerian Agama Purworejo H. Fatchur Rochman, M.Pd.I, Wakil DPRD Purworejo H. Fran Suharmadi S.E., M.M, Ketua MUI sekaligus Ketua YASPINU Purworejo KH. Achmad Hamid AK, S.Pd.I, Ketua Tanfidziah PCNU Purworejo Drs. KH. Farid Solihin, M.M.Pd.

Bupati Purworejo, R. H. Agus Bastian, S.E., M.M mengucapkan selamat kepada  Pengurus Badan Pelaksana Penyelenggara STAINU Purworejo yang dilantik. Teriring doa dan harapan semoga kepengurusan BPPPTNU ini bisa mengemban amanah dengan baik.

“Nahdlatul Ulama dikenal oleh bangsa Indonesia bahkan oleh dunia sebagai organisasi yang memiliki prinsip dasar, nilai, dan jati diri yang kokoh. NU mencerminkan organisasi sosial keumatan yang menganut jalan tengah dan lurus yang kita kenal dengan sikap moderat, yang menolak kekerasan dan ekstremisme, yang menghormati perbedaan dan kemajemukan, yang menjamin ukhuwah islamiyah dan ukhuwah wathoniyah, dan yang benar-benar menjadikan Islam sebagai Rahmatan lil ‘Alamin,” ungkap Bupati.

Menurut Bupati, NU adalah organisasi yang membangun kemitraan dengan pemerintah untuk menyukseskan program-program untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, seperti pendidikan, kesehatan, sosial ekonomi dan sebagainya. Di bidang pendidikan, NU memiliki lembaga pendidikan mulai dari tingkat pra sekolah hingga perguruan tinggi, termasuk STAINU Purworejo.

“Dengan diserahkannya STAINU dari Yayasan Perguruan Tinggi NU (YASPINU) Purworejo kepada PCNU Purworejo, diharapkan STAINU akan semakin maju dan berkembang di masa-masa mendatang. Karena dengan berada di bawah pengelolaan PCNU, otomatis membuka kemungkinan untuk mendapat perhatian dari PWNU Jawa Tengah maupun PBNU Pusat. Dan dengan semakin majunya STAINU Purworejo, dengan sendirinya akan semakin memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas pendidikan di Purworejo maupun di Indonesia, terutama dengan menyesuaikan diri dengan mencetak lulusan yang berdaya saing dari segi IPTEKS dan karakter” harapnya.

Sementara Ketua Tanfidziyah PCNU Purworejo, Drs. KH. Farid Solihin, M.M.Pd. menyampaikan harapannya, “ke depan STAINU akan lebih baik dan bermanfaat, ” ucap Farid.

Ia juga mengucapkan terimakasih, nantinya teman-teman Pengurus yang dilantik berharap atau mengharapkan lebih baik lagi menjadikan lembaga yang bermartabat dan selalu mendapat dukungan dari semua pihak. “Kami terus menerima kritik saran, dimana lembaga kita ini akan menjadi maju dan modern, kemarin sudah dinilai oleh pemerintah melewati akreditasi dan sudah berhasil, mudah-mudahan lebih baik untuk semua pihak,” tutur Farid.

Ketua YASPINU Purworejo, KH. Achmad Hamid AK, S.Pd.I menjelaskan, perjalanan jauh lebih terlewatkan sejak berdiri PTII tahun 1974 sampai sekarang berjalan sedemikian rupa dengan diberi kesabaran hari ini masih diberi kiprah dalam dunia pendidikan.

“Mudah-mudahan hasil baik keluh kesah dan gairah serta perjuangan pengelola dari PTII sampai STAINU sekarang semoga mendapat pahala dari Allah SWT, karena itu semua perjuangan bapak ibu sekalian,” jelas Hamid, yang juga menjabat sebagai Wakil Rois Syuriah PCNU Purworejo.

Sebagaimana diketahui, hampir setengah abad tepatnya 47 tahun Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Kabupaten Purworejo dikelola oleh Yayasan Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (YASPINU) Purworejo. Berbagai perjalanan panjang perguruan tinggi tertua di Kabupaten Purworejo ini pun telah dilalui, mulai dari pertama bernama Perguruan Tinggi Islam Imam Puro (PTII), Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Nahdlatul Ulama (STITNU), hingga saat ini sebagai Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Purworejo. Sehingga dapat diketahui dari masa ke masa Perguruan Tinggi yang berasaskan NU ini telah mengalami perkembangan institusi dan peningkatan mutu pendidikan. Pada tahun 2021 ini pula STAINU Purworejo telah mendapatkan Akreditasi Perguruan Tinggi (APT) “Baik” berdasarkan Keputusan BAN-PT No. 575/SK/BAN-PT/Akred/PT/VI/2021.

Sementara itu dalam pengarahannya, Prof. Dr. H. A. Hanief Saha Ghafur, M.A, Ketua PBNU Bidang Pendidikan menjelaskan, dengan diserahkan ke PBNU, maka STAINU tidak lagi diurus oleh individu-individu, melainkan oleh Badan Hukum NU,” sambutnya.

Prof. Dr. H. A. Hanief Saha Ghafur, M.A dari PBNU sedang menyampaikan pengarahan dan pembinaan

“Saya juga optimis PTNU ini akan maju. Ke depan STAINU akan dijadikan Institut lalu meningkat lagi jadi universitas. Tinggal menambah beberapa program studi umum seperti IT dan Kesehatan. Tetapi, kalau misalnya mau dilakukan merger (penggabungan) dengan kampus lain di Purworejo ini, itu malah lebih bagus, karena akan lebih cepat menjadi universitas, bahkan kalau misalnya dimerger, selain lebih baik karena prodi-prodi di kampus lain telah terakreditasi, juga lebih mudah dan cepat mengurus perizinannya, cukup butuh satu tahun saja sudah bisa jadi universitas.” terangnya.

Adapun susunan pengurus Badan Pelaksana Penyelenggara STAINU masa khidmah 2021-2026 yaitu: Ketua Dewan Pembina Prof Dr KH Said Aqil Siroj, MA, Ketua Dewan Penyantun KH. Achmad Hamid AK, S.Pd.I.

Dewan Pengurus: H. Suhaemi, S.Ag, MM (Ketua), Drs. H. Sumedi, M.Pd (Wakil Ketua), Drs. H. Fathurahman, M.Pd.I (Wakil Ketua), Syamsul Hadi, S.E (Sekretaris), Sofyan Sauri, A.Ma (Wakil Sekretaris). Moh Ani Mukhlis, S.Ag, M.Si (Bendahara), M Nurul Huda, S.Hum, MA (Wakil Bendahara), Anggota: Drs. Muh. Rofiq, M Si, H Sutarjono, M.Pd, Abdul Aziz, S.Ag., M.Pd dan Zaenal Muttaqin, S.Si, M.Pd.I. Susunan lengkap BPP STAINU Purworejo klik di sini: . (Humas dan Publikasi).

LPM STAINU Purworejo Gelar Kopdar dengan PTKIS Jateng

LPM STAINU Purworejo Gelar Kopdar
Pimpinan LPM STAINU Purworejo, STAI Al-Husain Magelang dan STAI An-Nawawi Purworejo

STAINU Purworejo – Pengembangan mutu perguruan tinggi merupakan suatu keniscayaan bagi sebuah lembaga pendidikan tinggi. Bagi Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Purworejo, pengembangan mutu adalah prasyarat dalam mewujudkan kampus NU yang kompetitif dan unggul. Dengan demikian diperlukan suatu kerjasama yang terarah dan realistis dalam merealisasikan kampus yang bermutu tersebut. Maka dalam hal ini tidak peduli apakah itu kampus Islam swasta maupun negeri, di dalam Peraturan maupun Perundang-undangan tentang Perguruan Tinggi semuanya sama yakni PT harus dikelola dengan baik sesuai Standar Nasional Perguruan Tinggi. Menilik hal tersebut, STAINU Purworejo merasa perlu menggadeng beberapa pihak pengelola perguruan tinggi Islam swasta di Jawa Tengah, khususnya di kawasan Kedu untuk bergandengan tangan membangun Mutu dan Tata Kelola Perguruan Tinggi Islam (NU) yang lebih baik, maju dan modern. “Sudah saatnya PTNU melek dengan mutu. LPM harus bersinergi saling sharing satu sama lain, agar dapat terbangun kualitas mutu pengelolaan PT yang berkualitas,” ujar Dhiya Ayu Tsamrotul Ihtiari, M.Pd., selaku Ketua LPM STAINU Purworejo dalam sambutannya di acara Kopdar Forum Komunikasi LPM PTKIS Kedu.

Acara Kopdar antar pimpinan Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) diselenggarakan pada Selasa, 15 Juni 2021 di STAI An-Nawawi Purworejo Jawa Tengah. Acara tersebut berlangsung dengan lancar dan fleksibel, menghasilkan tiga kesepakatan yakni akan dilakukan kerjasama (MoU) antar LPM STAINU Purworejo, STAI Al-Husein Magelang dan STAI An-Nawawi Purworejo, akan dilaksanakan workshop bertemakan mutu pengelolaan PT dan review hasil AMI dari masing-masing PTKIS tersebut guna mendapatkan validitas audit mutu dari eksternal. (Humas dan Publikasi)

Profil STAINU Purworejo

Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Purworejo merupakan Perguruan Tinggi Islam tertua di Kabupaten Purworejo, dan termasuk Perguruan Tinggi NU yang tertua di Jawa Tengah. Dalam kilas sejarahnya, STAINU Purworejo didirikan oleh para ulama dan cendekiawan Nahdlatul Ulama serta tokoh pergerakan Islam nasional untuk merespons ragam kebutuhan masyarakat pada saat itu. Pada tanggal 12 Shafar 1394 H, bertepatan pada tanggal 6 Maret 1974 berdirilah Perguruan Tinggi Islam dengan nama PTII (Perguruan Tinggi Islam Imam Puro) di bawah Yayasan Pendidikan Islam Imam Puro (YPII) Purworejo. Berdirinya PTII di Purworejo ini didahului dengan berdirinya IAIN Sunan Kalijaga Fakultas Tarbiyah Cabang Purworejo. Akan tetapi, sejak adanya kebijakan baru dari Pemerintah yang saat itu tidak membolehkan adanya Cabang PTAIN (IAIN) di setiap daerah, maka pada tahun 1974 Cabang IAIN Sunan Kalijaga Fakultas Tarbiyah di Purworejo dilebur dan diperbarui menjadi Perguruan Tinggi Islam Imam Puro (PTII). Pendirian PTII Purworejo (kini STAINU Purworejo) tidak lepas dari peran para ulama lokal dan tokoh nasional seperti Prof. Dr. KH. Tolchah Mansur (Tokoh NU Nasional dan Pendiri IPNU) sebagai Rektor pertama STAINU Purworejo, KH. Nawawi Siddiq (Pengasuh PP. An-Nawawi Berjan Purworejo), KH. Damanhuri (Tokoh Ulama Purworejo), KH. Asnawi Umar, KH. Maftuh Muhtar, KH. Djamil, dll. Sekitar tahun 1982 Perguruan Tinggi Islam Imam Puro Purworejo beralamatkan di Jl. Magelang tepatnya di SMP Sultan Agung Purworejo, sebelah Kantor Polisi Baledono. Saat itu PTII Purworejo memiliki tiga Fakultas di antaranya, Fakultas Tarbiyah, Fakultas Dakwah dan Fakultas Syariah.

Meskipun dari awal berdirinya Perguruan Tinggi Agama Islam ini bernama PTII, tapi sejak lahirnya perguruan PTII ini tak bisa lepas dari Nahdlatul Ulama. Di samping para pendiri adalah tokoh Nahdaltul Ulama, proses perkuliahan untuk pertama kali juga menempati gedung pertemuan Nahdlatul Ulama yang beralamat di Jl. KH.Wachid Hasyim Purworejo. Seiring dengan perubahan kebijakan pemerintah, dari yang awalnya bernama PTII kemudian berubah menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Nahdlatul Ulama (STITNU), dan dari program Sarjana Muda menjadi Program Sarjana (S-1), dengan KMA RI No. 219 tahun 1988. Selanjutnya, seiring dengan berjalannya waktu nama Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Nahdlatul Ulama (STITNU) kembali berubah menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Purworejo dengan membuka Fakultas Tarbiyah dan Fakultas Dakwah (KMA RI No. 511 tahun 1995). Tempat kuliah pun mengalami perpindahan dari gedung pertemuan NU Jl. KH. Wachid Hasyim ke kompleks tanah milik NU Jl. Magelang hingga akhirnya pindah ke kampus sendiri di Jl. Pahlawan No. 5 Banyuurip Purworejo, sebelah utara GOR. Sarwo Edhi Wibowo.

Meskipun dari awal berdirinya Perguruan Tinggi Agama Islam ini bernama PTII, tapi sejak lahirnya perguruan PTII ini tak bisa lepas dari Nahdlatul Ulama. Di samping para pendiri adalah tokoh Nahdaltul Ulama, proses perkuliahan untuk pertama kali juga menempati gedung pertemuan Nahdlatul Ulama yang beralamat di Jl. KH.Wachid Hasyim Purworejo. Seiring dengan perubahan kebijakan pemerintah, dari yang awalnya bernama PTII kemudian berubah menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Nahdlatul Ulama (STITNU), dan dari program Sarjana Muda menjadi Program Sarjana (S-1), dengan KMA RI No. 219 tahun 1988. Selanjutnya, seiring dengan berjalannya waktu nama Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Nahdlatul Ulama (STITNU) kembali berubah menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Purworejo dengan membuka Fakultas Tarbiyah dan Fakultas Dakwah (KMA RI No. 511 tahun 1995). Tempat kuliah pun mengalami perpindahan dari gedung pertemuan NU Jl. KH. Wachid Hasyim ke kompleks tanah milik NU Jl. Magelang hingga akhirnya pindah ke kampus sendiri di Jl. Pahlawan No. 5 Banyuurip Purworejo, sebelah utara GOR. Sarwo Edhi Purworejo.

Dalam perkembangannya sampai saat ini Fakultas/Jurusan Tarbiyah tetap berjalan, dan mendapat animo yang besar dari masyarakat Purworejo dan sekitarnya. Melihat pentingnya pengembangan sumber daya manusia dalam bidang ilmu pendidikan Islam dan minat masyarakat untuk mengetahui serta memahami hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dalam Islam serta kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap Sumber Daya Manusia dalam bidang ini, maka pada tahun 2016 STAINU Purworejo membuka dua program studi baru, yaitu Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) dan Pendidikan Guru Raudlatul Athfal (PGRA). Kedua program studi baru ini telah mendapat izin penyelenggaraan dari Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia Nomor 2013 Tahun 2016 dan pergantian nomenklatur PGRA menjadi PIAUD (Pendidikan Islam Anak Usia Dini) dengan nomor Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam 885 Tahun 2018. Saat ini ketiga prodi tersebut telah terakreditasi dengan kualitas “Baik” oleh BAN-PT pada tahun 2019.

STAINU Purworejo (masterplan)

Bertahun-tahun STAINU Purworejo berupaya untuk berafiliasi kepada Lembaga Perguruan Tinggi yang dalam hal ini adalah Lembaga Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU). Upaya bergabung dengan NU secara struktural bukan berarti akan melemahkan jalinan komunikasi dan koordinasi dengan Yayasan (YASPINU) Purworejo yang telah lama terjalin. Melainkan berafiliasinya STAINU Purworejo di bawah koordinasi langsung LPTNU secara penuh justru akan memperkuat dan mengembangkan mutu kampus STAINU Purworejo menuju kampus yang unggul dan berdaya saing, baik dalam skala lokal, regional maupun nasional.

Akhirnya pada 16 Maret 2021 STAINU Purworejo secara resmi diserahkan kepada Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Purworejo dari Yayasan Perguruan Tinggi NU (YASPINU) Purworejo. Penyerahan ini dilaksanakan pada Selasa 16 Maret 2021. Kini STAINU Purworejo yang dirintis oleh para tokoh dan ulama Purworejo mantap eksis di tengah masyarakat Purworejo dengan memiliki tanah dan gedung sendiri beserta fasilitas yang memadai sesuai Standar Nasional Peguruan Tinggi. STAINU Purworejo secara kultural dan struktural di bawah naungan Nahdlatul Ulama, atau dalam hal ini langsung di bawah koordinasi Lembaga Perguruan Tinggi NU (LPTNU) secara penuh melalui Badan Pelaksana Penyelenggara Perguruan Tinggi NU (BP3TNU) PCNU Purworejo. Dalam rangka menyongsong masa depan yang cemerlang, STAINU Purworejo siap untuk menjadi Perguruan Tinggi NU yang kompetitif dan unggul dalam IPTEKS dan Ilmu Keislaman yang Berwawasan Kebangsaan pada Tahun 2040. Hal ini dilakukan untuk mencetak cendikiawan dan ilmuwan Muslim yang berkualitas, berakhlak dan berwawasan kebangsaan dalam menjawab tantangan zaman. Integrasi antara ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan ilmu keislaman yang berwawasan kebangsaan yang dilakukan STAINU Purworejo, akan mencetak generasi yang rahmatan lil ‘alamin.