STAINU Purworejo Sukses Gelar Rapat Tinjauan Manajemen 2023

LPM STAINU Purworejo – Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) STAINU Purworejo telah melaksanakan kegiatan Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) tahun 2023 di Ruang Rapat institusi tersebut, pada (16/08/2023). Kegiatan ini merupakan pertemuan periodik yang melibatkan pimpinan STAINU Purworejo, termasuk Ketua, Wakil Ketua 1, 2, dan 3, serta Ketua dan Sekretaris Lembaga Penjaminan Mutu (LPM), Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), Program Studi (Prodi), Biro Administrasi Umum dan Keuangan (BAUK), Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK) dan Unit Pelayanan Terpadu (UPT).

Kegiatan RTM dipimpin langsung oleh Ketua STAINU Purworejo

RTM diadakan dengan tujuan meninjau kinerja sistem manajemen mutu dan pelayanan institusi. Fokus utama RTM kali ini adalah membahas tindak lanjut temuan audit yang telah dilakukan sebelumnya, khususnya hasil dari Audit Mutu Internal (AMI) yang telah dilaksanakan oleh LPM terhadap tiga program studi di STAINU Purworejo.

Ketua STAINU Purworejo, Mahmud Nasir, S.Fil.I., M.Hum., dalam arahannya mengapresiasi pelaksanaan AMI yang dilakukan oleh LPM. Beliau menekankan pentingnya menganalisis bersama langkah-langkah perbaikan yang akan diambil melalui rumusan prioritas improvement yang dipilih.

Acara RTM dibagi menjadi tiga komisi, yaitu Komisi Pelaksana Akademik (A), Komisi Penunjang Akademik (B), dan Komisi Pengambil Kebijakan (C). Setiap komisi telah menyampaikan evaluasi diri dan rencana tindak lanjut sebagai langkah perbaikan dan peningkatan capaian sesuai dengan instrumen akreditasi 9 kriteria. Keberlanjutan RTM diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam mengoptimalkan kualitas layanan dan sistem manajemen di STAINU Purworejo. (Humas dan Publikasi)

LPT-PBNU Siap Tingkatkan Manajemen Lembaga dan Kerjasama Internasional STAINU Purworejo

Pengurus Pusat Lembaga Pendidikan Tinggi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LPT-PBNU), Prof. Dr. H. Dede Rosyada, M.A., menyampaikan orasi ilmiahnya dalam acara Sidang Senat Terbuka dalam rangka Wisuda Sarjana (S1) ke-29 Tahun 2023 di STAINU Purworejo, pada Sabtu (29/7/23).

Prof. Dr. KH. Dede Rosyada, M.A menyampaikan orasi ilmiah

Wisuda yang mengusung tema “Harmoni dan Sinergi: Peran LPT-PBNU dalam Membangun STAINU Purworejo Menuju Perguruan Tinggi Bereputasi”, merepresentasikan dari gerak transformatif STAINU Purworejo dalam merealisasikan PTNU Unggulan yang bereputasi internasional.

Dalam sambutannya, Mantan Rektor UIN Jakarta ini berharap lulusan dari Perguruan Tinggi NU, STAINU Purworejo, tidak menjadi beban masyarakat, tetapi menjadi pioner perubahan masyarakat. Menurutnya, LPT-PBNU saat ini sedang fokus untuk mengembangkan Perguruan Tinggi NU di beberapa Kabupaten/Kota di Indonesia.

“Kami saat ini fokus melakukan pengembangan PTNU agar mampu bereputasi pada skala nasional bahkan internasional agar dapat mentransformasikan masyarakat Nahdliyyin. Setidaknya ada tiga hal penting dalam meningkatkan lembaga pendidikan tinggi, pertama penguatan manajemen mutu internal, kedua relevansi prodi dengan kebutuhan market masyarakat dan ketiga partisipasi. Dalam rangka mewujudkan itu semua salah satunya melalui implementasi MBKM,” ungkap Ketua Senat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.

“Saya melihat seluruh prodi di STAINU Purworejo ini sudah linear dan relevan untuk dunia kerja. Namun, akan lebih baik nantinya ditopang dengan kompetensi khusus sebagai keahlian tambahan dalam rangka memenuhi kebutuhan market masyarakat dan dunia industri. Kompetensi ini dikenal 4C (Critical Thinking, Communication, Collaboration serta Creativity dan Inovation). Pelayanan juga penting ditingkatkan guna meningkatkan trust dari masyarakat. Nanti kita bantu dalam peningkatan reputasi internasional dan manajemen lembaga,” tandas Profesor Ketua Senat UIN Jakarta. (Humas dan Publikasi)

Bangun PTNU Unggul, STAINU Purworejo Tambah Auditor Internal

Kegiatan Pelatihan SPMI dan AMI di UNWAHAS

LPM STAINU Purworejo – STAINU Purworejo kembali mengikuti pelatihan Auditor Internal dalam rangka membangun kekuatan mutu program studi dan institusi yang unggul. Dalam pelatihan AMI ini STAINU mendelegasikan dua dosen yaitu M. Nurul Huda, S.Hum., M.A. dan Prawidya Lestari, M.Pd.I. Dengan keikutsertaan dua dosen dalam pelatihan tersebut, maka jumlah Auditor Internal di STAINU Purworejo bertambah dengan total kini memiliki 6 (enam) Auditor Internal.

Pelatihan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Audit Mutu Internal (AMI) untuk PTNU Jawa Tengah kembali digelar di Universitas Wahid Hasyim (UNWAHAS) Semarang, pada 2-4 Februari 2022 secara daring. Sementara kegiatan pelatihan tersebut ditindaklanjuti dengan praktik langsung secara luring pada 7 Februari 2022.

Dalam pelaksanaannya kegiatan tersebut menyampaikan tentang pentingnya pelaksanaan siklus PPEPP dalam penjaminan mutu. Evaluasi Pelaksanaan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) dapat dilakukan oleh berbagai pihak terkait. Mulai dari pelaksana standar itu sendiri, dengan cara melakukan evaluasi diri, oleh Tim Evaluasi atau evaluator yang dibentuk untuk maksud tersebut, misalnya untuk pelaksanaan pemantauan (monev), oleh atasan sebagai bentuk evaluasi berupa pengawasan, dan atau oleh Tim Auditor Internal, melalui kegiatan Audit Mutu Internal (AMI).

Dalam sambutan selaku tuan Rumah Ketua LPTNU Jawa Tengah dan sekaligus Rektor Universitas Wahid Hasyim Semarang Prof. Dr. H. Mudzakkir Ali, MA., menyampaikan bahwa Perguruan Tinggi di lingkungan LPTNU harus selalu meningkatkan mutu dan sumberdaya manusia seiring dengan tantangan dan peluang yang akan dihadapi, kegiatan ini sangat penting dalam rangka meningkatkan budaya mutu dilingkungan kita dan dalam rangka meningkatkan peringkat akreditasi pada Lembaga Pendidikan Tinggi di lingkungan LPTNU Jawa Tengah, harapannya dalam praktik audit mutu internal ini dapat diimplementasikan pada tempat masing-masing sebagai budaya mutu.

Sementara itu Ketua PWNU Jawa Tengah Drs. KH. Muzzamil dalam pengarahannya menyampaikan betapa pentingnya kegiatan Mutu ini untuk memuhi standard Nasional  pendidikan yang harus dipenuhi sehingga dapat meningkatkan kualitasnya. Disamping itu penguatan ajaran ahlussunnawaljamaah an nahdliyah diharapkan ditanamkan pada Mahasiswa yang ada di lingkungan Pendidikan Tinggi NU sebagai komitmen nyata pada nilai-nilai ke NU an dan sebagai bekal Mahasiswa dalam menghadapi tantangan zaman.

Selanjutnya panitia kegiatan, Dr. Nur Cholid, M.Ag., M.Pd., menyampaikan jika tahun 2022 ini pelatihan mengambil tema “Sinergi Pengelolaan Penjaminan Mutu Menuju Perguruan Tinggi NU yang Unggul” dengan tujuan meningkatkan sinergi pengelolaan penjaminan mutu Perguruan Tinggi NU (PTNU) se-Jawa Tengah, memberikan pemahaman terhadap peserta pelatihan auditor mutu internal akan pentingnya SPMI dan audit mutu, menyiapkan peserta pelatihan audit mutu internal untuk terampil mengawal SPMI di unit kerja masing-masing, dan menyiapkan auditor internal yang berkualitas, serta menciptakan budaya mutu yang berkualitas di unit kerja masing-masing. (Humas dan Publikasi)

Profil STAINU Purworejo

Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Purworejo merupakan Perguruan Tinggi Islam tertua di Kabupaten Purworejo, dan termasuk Perguruan Tinggi NU yang tertua di Jawa Tengah. Dalam kilas sejarahnya, STAINU Purworejo didirikan oleh para ulama dan cendekiawan Nahdlatul Ulama serta tokoh pergerakan Islam nasional untuk merespons ragam kebutuhan masyarakat pada saat itu. Pada tanggal 12 Shafar 1394 H, bertepatan pada tanggal 6 Maret 1974 berdirilah Perguruan Tinggi Islam dengan nama PTII (Perguruan Tinggi Islam Imam Puro) di bawah Yayasan Pendidikan Islam Imam Puro (YPII) Purworejo. Berdirinya PTII di Purworejo ini didahului dengan berdirinya IAIN Sunan Kalijaga Fakultas Tarbiyah Cabang Purworejo. Akan tetapi, sejak adanya kebijakan baru dari Pemerintah yang saat itu tidak membolehkan adanya Cabang PTAIN (IAIN) di setiap daerah, maka pada tahun 1974 Cabang IAIN Sunan Kalijaga Fakultas Tarbiyah di Purworejo dilebur dan diperbarui menjadi Perguruan Tinggi Islam Imam Puro (PTII). Pendirian PTII Purworejo (kini STAINU Purworejo) tidak lepas dari peran para ulama lokal dan tokoh nasional seperti Prof. Dr. KH. Tolchah Mansur (Tokoh NU Nasional dan Pendiri IPNU) sebagai Rektor pertama STAINU Purworejo, KH. Nawawi Siddiq (Pengasuh PP. An-Nawawi Berjan Purworejo), KH. Damanhuri (Tokoh Ulama Purworejo), KH. Asnawi Umar, KH. Maftuh Muhtar, KH. Djamil, dll. Sekitar tahun 1982 Perguruan Tinggi Islam Imam Puro Purworejo beralamatkan di Jl. Magelang tepatnya di SMP Sultan Agung Purworejo, sebelah Kantor Polisi Baledono. Saat itu PTII Purworejo memiliki tiga Fakultas di antaranya, Fakultas Tarbiyah, Fakultas Dakwah dan Fakultas Syariah.

Meskipun dari awal berdirinya Perguruan Tinggi Agama Islam ini bernama PTII, tapi sejak lahirnya perguruan PTII ini tak bisa lepas dari Nahdlatul Ulama. Di samping para pendiri adalah tokoh Nahdaltul Ulama, proses perkuliahan untuk pertama kali juga menempati gedung pertemuan Nahdlatul Ulama yang beralamat di Jl. KH.Wachid Hasyim Purworejo. Seiring dengan perubahan kebijakan pemerintah, dari yang awalnya bernama PTII kemudian berubah menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Nahdlatul Ulama (STITNU), dan dari program Sarjana Muda menjadi Program Sarjana (S-1), dengan KMA RI No. 219 tahun 1988. Selanjutnya, seiring dengan berjalannya waktu nama Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Nahdlatul Ulama (STITNU) kembali berubah menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Purworejo dengan membuka Fakultas Tarbiyah dan Fakultas Dakwah (KMA RI No. 511 tahun 1995). Tempat kuliah pun mengalami perpindahan dari gedung pertemuan NU Jl. KH. Wachid Hasyim ke kompleks tanah milik NU Jl. Magelang hingga akhirnya pindah ke kampus sendiri di Jl. Pahlawan No. 5 Banyuurip Purworejo, sebelah utara GOR. Sarwo Edhi Wibowo.

Meskipun dari awal berdirinya Perguruan Tinggi Agama Islam ini bernama PTII, tapi sejak lahirnya perguruan PTII ini tak bisa lepas dari Nahdlatul Ulama. Di samping para pendiri adalah tokoh Nahdaltul Ulama, proses perkuliahan untuk pertama kali juga menempati gedung pertemuan Nahdlatul Ulama yang beralamat di Jl. KH.Wachid Hasyim Purworejo. Seiring dengan perubahan kebijakan pemerintah, dari yang awalnya bernama PTII kemudian berubah menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Nahdlatul Ulama (STITNU), dan dari program Sarjana Muda menjadi Program Sarjana (S-1), dengan KMA RI No. 219 tahun 1988. Selanjutnya, seiring dengan berjalannya waktu nama Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Nahdlatul Ulama (STITNU) kembali berubah menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Purworejo dengan membuka Fakultas Tarbiyah dan Fakultas Dakwah (KMA RI No. 511 tahun 1995). Tempat kuliah pun mengalami perpindahan dari gedung pertemuan NU Jl. KH. Wachid Hasyim ke kompleks tanah milik NU Jl. Magelang hingga akhirnya pindah ke kampus sendiri di Jl. Pahlawan No. 5 Banyuurip Purworejo, sebelah utara GOR. Sarwo Edhi Purworejo.

Dalam perkembangannya sampai saat ini Fakultas/Jurusan Tarbiyah tetap berjalan, dan mendapat animo yang besar dari masyarakat Purworejo dan sekitarnya. Melihat pentingnya pengembangan sumber daya manusia dalam bidang ilmu pendidikan Islam dan minat masyarakat untuk mengetahui serta memahami hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dalam Islam serta kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap Sumber Daya Manusia dalam bidang ini, maka pada tahun 2016 STAINU Purworejo membuka dua program studi baru, yaitu Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) dan Pendidikan Guru Raudlatul Athfal (PGRA). Kedua program studi baru ini telah mendapat izin penyelenggaraan dari Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia Nomor 2013 Tahun 2016 dan pergantian nomenklatur PGRA menjadi PIAUD (Pendidikan Islam Anak Usia Dini) dengan nomor Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam 885 Tahun 2018. Saat ini ketiga prodi tersebut telah terakreditasi dengan kualitas “Baik” oleh BAN-PT pada tahun 2019.

STAINU Purworejo (masterplan)

Bertahun-tahun STAINU Purworejo berupaya untuk berafiliasi kepada Lembaga Perguruan Tinggi yang dalam hal ini adalah Lembaga Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU). Upaya bergabung dengan NU secara struktural bukan berarti akan melemahkan jalinan komunikasi dan koordinasi dengan Yayasan (YASPINU) Purworejo yang telah lama terjalin. Melainkan berafiliasinya STAINU Purworejo di bawah koordinasi langsung LPTNU secara penuh justru akan memperkuat dan mengembangkan mutu kampus STAINU Purworejo menuju kampus yang unggul dan berdaya saing, baik dalam skala lokal, regional maupun nasional.

Akhirnya pada 16 Maret 2021 STAINU Purworejo secara resmi diserahkan kepada Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Purworejo dari Yayasan Perguruan Tinggi NU (YASPINU) Purworejo. Penyerahan ini dilaksanakan pada Selasa 16 Maret 2021. Kini STAINU Purworejo yang dirintis oleh para tokoh dan ulama Purworejo mantap eksis di tengah masyarakat Purworejo dengan memiliki tanah dan gedung sendiri beserta fasilitas yang memadai sesuai Standar Nasional Peguruan Tinggi. STAINU Purworejo secara kultural dan struktural di bawah naungan Nahdlatul Ulama, atau dalam hal ini langsung di bawah koordinasi Lembaga Perguruan Tinggi NU (LPTNU) secara penuh melalui Badan Pelaksana Penyelenggara Perguruan Tinggi NU (BP3TNU) PCNU Purworejo. Dalam rangka menyongsong masa depan yang cemerlang, STAINU Purworejo siap untuk menjadi Perguruan Tinggi NU yang kompetitif dan unggul dalam IPTEKS dan Ilmu Keislaman yang Berwawasan Kebangsaan pada Tahun 2040. Hal ini dilakukan untuk mencetak cendikiawan dan ilmuwan Muslim yang berkualitas, berakhlak dan berwawasan kebangsaan dalam menjawab tantangan zaman. Integrasi antara ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan ilmu keislaman yang berwawasan kebangsaan yang dilakukan STAINU Purworejo, akan mencetak generasi yang rahmatan lil ‘alamin.